Culture Jamming – Chindy Tanaya 14140380

Culture Jamming

“Meme Lion Air Delay”

Lievrouw defined culture jamming as one of five different genres in New Media Activism. Also Lievrouw introduces alternative computing, participatory journalism, mediated mobilization and commons knowledge in New Media Activism (Lievrouw 2011:19).

Culture jamming dapat diartikan sebagai suatu gerakan design yang keberadaan awalnya muncul didasarkan sikap kapitalisme, dan menjadikan design sebagai jembatan sikap kontra mereka terhadap segala produk dari kapitalisme. Culture jamming ini dibuat bukan sekedar untuk parody saja tetapi merupakan suatu kritikan untuk perubahan yang ideal.

Dikutip dari e-journal.uajy.ac.id/1475/2/1KOM02681.pdf  Gerakan sosial yang aktif melakukan aksi perlawanan terhadap periklanan mainstream memang banyak ditemukan di negara-negara di luar Indonesia, terutama di Amerika dan Eropa. Umumnya, mereka yang termasuk dalam gerakan sosial ini ingin mengkomunikasikan anti-konsumtivisme atau anti-korporat. Mereka ingin menantang bentuk-bentuk komunikasi iklan mainstream dengan suatu karya seni ekstrim yang sifatnya ’menghancurkan’ atau ’membelokkan’ pesan dari iklan mainstream tersebut.

Sebagian membuat iklan-iklan parodi yang mengejek atau menyindir suatu iklan yang dianggap terkait dengan suatu isu buruk tertentu. Metode yang digunakan pun bermacam-macam. Ada yang membuat versi parodi suatu iklan dalam media terpisah, tetapi ada juga yang secara langsung mengubah atau merusak visual asli iklan tersebut. Gerakan semacam ini kemudian disebut dengan Culture Jamming.

Adapun pelaku Culture Jamming (disebut Culture Jammer) tidak harus suatu kelompok atau organisasi melainkan dapat juga individu atau perorangan. Beberapa pelaku Culture Jamming yang sudah lama aktif dan dikenal antara lain Adbusters, Ron English, Banksy, Billboard Liberation Front (BLF) dan lainlain. Nama-nama tersebut sudah mulai aktif sejak akhir tahun 1970-an hingga 1980-an dan terus terdengar bahkan di antaranya tetap aktif hingga sekarang. Jika ditinjau dari awal pergerakannya hingga sekarang, dapat diasumsikan bahwa Culture Jammer terus bertahan dari generasi ke generasi. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak bermunculan aksi Culture Jamming.

Meme adalah musik, ide, slogan, symbol, fashion yang dapat ditularkan melalui tulisan, pengucapan, peragaan, dan cara-cara lain yang mudah ditiru. Contohnya adalah symbol dua busur atau huruf “M” pada logo mcdonald atau tanda centang pada logo nike. Simbol-simbol tersebut mudah ditiru dan digunakan para culture jammer sebagai semacam parody yang dalam bahasa inggris disebut spoof ad atau subvertising.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, iklan komersil menjadi target utama para culture jammer dalam menjalankan aksi mereka. Kritik tersebut ditujukan pada iklan-iklan yang mengiklankan beberapa produk yang terkait isu negatif; misalnya produk yang proses produksinya tidak ramah lingkungan, produk yang dapat merusak kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus, produk yang proses produksinya melibatkan eksploitasi buruh dengan upah rendah dan lain-lain. Kritik-kritik tersebut muncul untuk melawan periklanan dan segala efek negatifnya terhadap masyarakat.

Dibawah ini contoh Culture Jamming :

lion

Sumber : heboh.co

Analisis dari meme Lion Air :

Lion Air Delay 10 Jam, Ratusan Penumpang Numpuk di Bandara Soetta

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2846313/lion-air-delay-10-jam-ratusan-penumpang-numpuk-di-bandara-soetta

Pramita Tristiawati

03 Feb 2017, 22:31 WIB

Liputan6.com, Jakarta – Pesawat Lion Air mengalami keterlambatan terbang atau delay selama 10 jam. Ratusan penumpang tujuan Kualanamu, Medan, pun menumpuk di Keberangkatan Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Jumat (3/2/2017) malam.

Para penumpang protes lantaran pesawat tak kunjung berangkat tanpa alasan yang jelas. Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com, ada dua pesawat Lion Air yang delay keberangkatannya. Yakni pesawat dengan nomor penerbangan JT 382 seharusnya berangkat pukul 12.50 WIB dan pesawat nomor penerbangan JT 398 yang seharusnya berangkat pukul 12.30 WIB.

Hingga pukul 22.00 WIB, pesawat tersebut belum juga diberangkatkan menuju Kualanamu. Maskapai beralasan, keterlambatan lantaran tidak adanya pilot dan kru yang bisa dioperasionalkan untuk keberangkatan ke Kualanamu.

Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait, dalam keterangan resminya, mengaku penyebab delay lantaran dampak ditutupnya dua bandara besar.

“Yakni ditutupnya Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada Rabu malam hingga Kamis pagi, serta ditutupnya Bandara Juanda Surabaya pada Kamis malam. Sehingga mengakibatkan kegiatan operasional kami selama beberapa hari ke depan terganggu,” ujar Edward.

Menurut dia, penutupan kedua bandara tersebut sangat berdampak bagi operasional Lion Air. “Karena dengan penutupan bandara maka pesawat dan crew kami tertahan di bandara tersebut,” jelas Edward.

Dia juga menyatakan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Mereka berjanji berusaha semaksimal mungkin agar operasional berjalan dengan lancar.

“Kami usahakan besok sudah normal,” ucap Edward.

Sementara untuk kompensasi ratusan penumpang yang terlantar, Edward mengaku pihaknya akan mengikuti aturan yang berlaku.

Berita di atas adalah salah satu bukti bahwa maskapai Lion Air sering delay, oleh karena itu beredarlah meme tentang Lion Air yang mengkritik maskapai tersebut karena sering delay. Contohnya seperti gambar diatas berdasarkan pengertian Culture Jamming menurut Leah A. Lievrouw, contoh gambar meme tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk Culture Jamming karena meme tersebut dibuat bukan hanya untuk lucu-lucuan saja tetapi meme tersebut dibuat memiliki tujuan yang ideal. Tujuan ideal yang dimaksud yaitu meme tersebut dapat mengkritisi budaya konsumerisme, kapitalisme bahkan politik.

Tujuan dari meme yang bertuliskan Delayion Air dengan slogan We Make People Delay adalah untuk mengkritisi atau memprotes kepada Lion Air karena sering terjadi kasus delay. Kasus delay ini tidak hanya sebatas penerbangan yang tertunda tetapi hal ini pastinya merugikan masyarakat. Dari berita di atas dapat disimpulkan bahwa delay dari Lion Air ini sangat lama dan tidak sewajarnya. Dengan dibuatnya meme seperti itu diharapkan pihak Lion Air bisa lebih professional dan baik lagi dalam melakukan pengorganisasian jadwal terbang dan dapat membangun kembali citra Lion Air itu sendiri agar masyarakat tidak lagi harus menunggu lama di bandara untuk menunggu pesawat yang delay nya berjam-jam.

 

Daftar Pustaka

e-journal.uajy.ac.id/1475/2/1KOM02681.pdf

http://www.heboh.co/2015/02/lion-air-sering-delay-netizen-hujat.html

http://news.liputan6.com/read/2846313/lion-air-delay-10-jam-ratusan-penumpang-numpuk-di-bandara-soetta

Leah A. Lievrouw, Alternative and Activist New Media, Malden, MA: Polity Press, 2011, 200 pp.,

 

 

 

 

 

Leave a comment